Senin, 09 Februari 2015



Senin, 09 Februari 2015 , 19:19:00

Targetkan 5 Tahun Lagi Indonesia Tak Terbelit Masalah Gizi


Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani (kiri) bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago (tengah) dan Dirjen Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian Kesehatan, Anung Sugihantono saat menghadiri acara Diseminasi Global Nutrition Report sekaligus Peringatan Hari Gizi Nasional ke-55 Tahun 2015 di Kantor Bapennas, Jakarta, Senin (09/02).

Foto: Humas Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan for JPNN
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani (kiri) bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago (tengah) dan Dirjen Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian Kesehatan, Anung Sugihantono saat menghadiri acara Diseminasi Global Nutrition Report sekaligus Peringatan Hari Gizi Nasional ke-55 Tahun 2015 di Kantor Bapennas, Jakarta, Senin (09/02). Foto: Humas Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan for JPNN



JAKARTA - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menargetkan pada 2019 nanti Indonesia sudah terlepas dari persoalan gizi. Karenanya, selama 5 tahun ke depan pemerintah akan menekan angka warga yang kekurangan gizi melalui berbagai pendekatan.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani saat menyampaikan arahannya dalam acara "Diseminasi Global Nutrition Report" dan Hari Gizi Nasional ke-55 di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jakarta, Senin (9/1).  Menurutnya, gizi punya peran penting bagi pembangunan sumber daya manusia. "Pembangunan manusia Indonesia yang berkarakter dan unggul salah satunya ditentukan oleh kecukupan gizi," katanya.
Puan menambahkan, ada banyak faktor yang menjadi sebab warga kekurangan gizi. Di antaranya adalah kemiskinan, pangan, kesehataan, akses terhadap air bersih hingga tingkat pendidikan warga dan faktor lainnya.
Lebih lanjut Puan merinci target yang sudah dipatok pemerintah. Antara lain menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada anak di bawah usia 5 tahun dari 19,6 persen menjadi 17 persen pada tahun 2019. Target lainnya adalah menekan prevalensi stunting atau anak bertubuh pendek usia di bawah 2 tahun akibat kekurangan gizi dari 33 pada tahun lalu menjadi 28 persen pada 2019.
Target lainnya, pemerintah juga berupaya menekan angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran hidup, dari 359 menjadi 306 pada tahun 2019. Sedangkan untuk angka kematian bayi yang saat ini di angka 32 setiap 1000 kelahiran, ditargetkan bisa dipangkas menjadi 24 pada tahun 2019.
Puan menegaskan, demi mengejar target itu  seluruh kementerian dan lembaga negara akan dilibatkan. Sebab, target perbaikan gizi itu juga melibatkan persoalan lain. Misalnya meningkatkan jaminan kesehatan bagi ibu dan anak, mencegah pernikahan dini, serta menyediakan akses yang mudah untuk mendapatkan air bersih.
Selain itu, hal yang tak boleh dilupakan adalah menjamin ketahanan pangan bagi rumah tangga masyarakat kecil, mensosialisasikan sumber gizi murah, serta menggencarkan cara hidup sehat termasuk pada anak-anak sekolah dasar . “Tanpa adanya sinergi antarlembaga negaram masalah gizi buruk tidak akan pernah selesai,” ucapnya.(ara/jpnn)
Minggu, 08 Februari 2015 , 04:59:00

Kisah Tragis Siswi SMP yang Tewas saat Dihukum Gurunya





MAJALENGKA - Kabar kematian Lintang, siswi SMP Negeri I Palasah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat bikin heboh. Tak ada yang menyangka, gadis berusia 13 tahun itu meninggal dunia saat menjalani hukuman karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Kamis pagi (5/2), seperti biasanya Lintang sudah berangkat ke sekolah. Saat akan mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, guru berinisial W menanyakan kepada seluruh peserta didik tentang PR minggu lalu yang diberikan.
Lintang bersama 13 orang siswa maupun siswi termasuk yang tidak mengerjakan PR di kelas VII E. Menurut pengakuan Ayu Wahidah, siswi yang juga dihukum karena tidak mengerjakan PR, guru W lantas memerintahkan untuk mengelilingi lapangan basket sekolah.
Ayu mengatakan, jumlah putaran mengelilingi lapangan basket berbeda untuk siswa dan siswi. Bagi siswa dihukum berlari sebanyak 15 putaran sedangkan siswi hanya 10 putaran.
Menurut Ayu, dirinya bisa mengelilingi lapangan 10 putaran seperti yang diperintahkan guru W. Tapi Lintang, baru dua putaran langsung ambruk.
Informasi yang dihimpun Radar Cirebon (Grup JPNN.com), peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis (5/2). Korban yang ambruk seketika tidak sadarkan diri itu sempat dilarikan ke Puskesmas Waringin yang jaraknya tidak jauh dari sekolah.
Kepala Puskesmas Waringin, Edi Kusnadi mengatakan korban sempat dirawat sekitar beberapa menit. Upaya resistensi yang dilakukan oleh tim medis pada bagian jantung dan paru untuk menyadarkan korban. Namun usaha itu tidak membuahkan hasil, dan akhirnya Lintang meninggal dunia.
“Saat datang ke Puskesmas, dia (korban) sudah dalam kondisi koma. Tim medis mengusahakan pertolongan pertama melalui dokter yang memeriksa kondisi korban yakni dr Hayatunisa melalui berbagai cara, mulai dari memulihkan kembali detak jantung karena sejak datang juga sudah lemas dan tidak ada denyut nadi,” kata Edi seperti yang dilansir Radar Cirebon (Grup JPNN.com).
Jenazah Lintang akhirnya dikebumikan di TPU setempat usai dari RS Bhayangkara, Indramayu sekitar pukul 22.15, Kamis (5/2). Tangis histeris mewarnai pemakaman gadis berusia 13 tahun tersebut. Dalam prosesi pemakaman juga didampingi aparat keamanan Polsek Palasah serta sejumlah kerabat maupun tetangga korban. (awa/jpnn)

 https://www.kompasbelajar.com/2022/03/kumpulan-soal-ujian-akhir-sekolah.html https://www.kompasbelajar.com/2022/01/penilaian-akhir-harian-g...